Peraturan ini kami berlakukan untuk memberi efek jera kepada pendaki yang melas membawa turun sampah, kata dia saat dihubungiKompas.com, Rabu (23/12/2020).
Peraturan tersebut sudah dituangkan dalam tata tertib yang terpampang di pos pendakian dan brosur pendaftaran.
Meski demikian, masih ada saja pendaki yang abai dan nekat meninggalkan sampah plastik di jalur pendakian.
Makanya kami ada ceklist perlengkapan pendaki setiap mau naik dan ketika turun. Jadi pasti ketahuan kalau ada yang nekat meninggalkan sampah di atas, imbuh Saiful.
Dirinya memprediksi di musim libur Natal dan tahun baru (Nataru), jumlah pendaki Gunung Slamet akan membludak. Untuk mengantisipasi kecelakaan di gunung, pihaknya telah menyiagakan Tim SAR selama 24 jam.
"Biasanya di momen tahun baru pendaki membeludak. Bisa sampai ribuan," sambung Saiful.
Untuk diketahui, sesuai surat edaran Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, selama libur Nataru seluruh pendaki Gunung Slamet yang berasal dari luar Jawa Tengah wajib membawa hasil rapid test antigen.
Sementara untuk pendaki yang berdomisili lokal Jawa Tengah hanya dikenakan syarat hasil rapid test antibodi atau surat keterangan dokter.