Karena itu, komponen tersebut membutuhkan aliran oli mesin berkualitas yang secara konstan melumasi katup kompresi dan intake. Dengan demikian, komponen tidak cepat aus dan turbocharge pun dapat bekerja optimal.
Untuk performa terbaik dari turbocharge, ganti oli setidaknya setiap 8.000 kilometer (km). Gunakan oli sintetis sesuai dengan jenis mobil yang digunakan.
Pada umumnya, setiap pabrikan mobil memberikan rekomendasi jenis oli yang cocok sesuai spesifikasi kendaraan. Misalnya, saat memilih oli. Jika material bearing turbo menggunakan Cu (tembaga), oli yang digunakan pun harus ramah terhadap bahan tersebut.
Selain itu, pengisian oli harus dilakukan dengan takaran yang tepat. Jika takaran oli terlalu sedikit dibanding kebutuhan, suplai oli ke mesin akan berkurang sehingga kinerja turbocharge tidak maksimal.
Rutin hangatkan mesin
Saat mesin dalam kondisi dingin, oli pada mesin biasanya akan mengental. Alhasil, oli akan susah mengalir dan melumasi ruang mesin. Jika hal ini berlangsung lama, komponen pada turbocharge berisiko alami keausan.
Karena itu, panaskan mesin kendaraan secara berkala agar konsentrasi oli seimbang dan dapat melumasi mesin dengan optimal.
Bila Anda mengemudikan mobil dengan mesin dalam kondisi masih dingin, panaskan mobil dengan mengurangi tekanan pedal gas pada sepuluh menit pertama berkendara atau ketika indikator oli sudah menunjukkan suhu optimal.
Tujuannya, untuk membatasi tekanan pada pompa oli dan mencegah keausan yang pada sistem turbo.
Perhatikan cara mengemudi
Mengendarai mobil bermesin turbo di jalanan tentu menyenangkan karena tenaga mesin yang dihasilkan besar. Hal ini bisa membuat pengemudi terlena untuk terus menekan pedal gas.
Sayangnya, cara mengemudi tersebut dapat mempercepat usia turbocharge. Pasalnya, sistem turbo pada mobil juga punya batas. Oleh karena itu, hindari mengemudi secara berlebihan dengan terlalu agresif menggunakan pedal gas.
Saat berkendara di area perkotaan atau di jalan raya, cobalah untuk tidak menginjak pedal gas terlalu agresif.
Atur tenaga saat menginjak pedal gas secara lembut atau smooth agar turbo dapat berputar bebas. Pertahankan cara mengemudi tersebut untuk mengatur laju mobil.
Cara mengemudi tersebut tak hanya menjaga mesin turbo tetap prima, tetapi juga menghemat bahan bakar.
Bahan bakar dan filter udara
Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan angka oktan dan kualitas yang tepat juga harus diperhatikan. Semakin tinggi kompresi udara pada ruang bakar, semakin besar pula angka oktan bahan bakar yang dibutuhkan.
Karena itu, hindari penggunaan bahan bakar dengan angka oktan yang terlalu rendah agar untuk meminimalisasi kerusakan pada mesin turbo.
Penggunaan bahan bakar berkualitas juga dapat menyempurnakan pembakaran di ruang mesin. Dengan begitu, gas buang yang dihasilkan tidak menempel pada turbin.
Perlu diketahui, sisa gas buang yang menempel pada turbin dapat membuat komponen tersebut terbakar atau rusak. Kipas turbin yang memompa udara ke ruang bakar pun dapat terhalang.
Selain itu, ganti filter udara pada kap mobil secara berkala. Untuk diketahui, komponen tersebut berfungsi untuk menyaring udara sebelum dialirkan ke dalam turbo. Jika filter tak mampu menyaring udara dengan baik, kinerja turbo tidak dapat maksimal.
Nah, itulah cara merawat mobil dengan mesin turbocharge. Mudah bukan perawatannya?