Contoh paling sederhana adalah ketika di perempatan, banyak pengendara yang kurang sabar dengan berhenti melewati garis stop. Bahkan tidak sedikit yang menerobos lampu lalu lintas, ucap Agus kepada Kompas.com, Senin (6/9/2021).
Hal ini lah menjadi penyebab seringnya tabrakan di daerah persimpangan. Mereka yang ingin menerobos kerap maju perlahan sehingga menutupi jalur kendaraan lain, ini yang bisa jadi bahaya bagi pengendara.
Contoh kedua adalah pengendara motor yang naik ke trotoar karena tidak sabar. Ini membuat para pejalan kaki menjadi was-was, padahal masing-masing sudah punya jalannya, kata Agus.
Mereka yang melakukan aksi yang meresahkan ini sebenarnya tidak sadar kalau bisa membahayakan orang lain. Bahkan untuk keselamatan diri sendiri juga kadang terlupa, padahal bisa saja mereka yang terkena akibatnya.