Rifat melanjutkan, ada hasil karya yang tidak bisa dinilai seperti itu. Ia mengibaratkan seperti sebuah lukisan, harga yang dibayar berupa cat dan kanvas.
Kita tidak berbicara pabrik yang bisa menghasilkan ribuan unit. Tapi bengkel yang bisa menghasilkan dua atau tiga karya seperti itu harus kita payungi, katanya.
Menurut Rifat, ini waktunya Indonesia bisa menjajah dunia, dalam tanda kutip dengan hasil karya mobil dan motor kustom Indonesia.
Mereka itu perlu ada pengasuh, jembatan untuk legalisasi, dan mereka itu perlu arahan. Selama ini IMI besar di dunia balap, mobil motor balap saja bisa kita beresin secara aman, masa motor custom yang dipakai di jalan nggak bisa kita amanin, katanya.
Dengan adanya legalitas terhadap hasil modifakasi yang sedang disusun oleh IMI bersama pemerintah, ia berharap akan ada acuan yang jelas sehingga industri modifikasi otomotif di Indonesia bisa maju.