Dari sisi ekonomi, skema BTS akan menawarkan tarif transportasi umum yang lebih murah. Selain itu, juga akan memberikan manfaat berkaitan dengan pengurangan kemacetan dan polusi udara.
Budi juga mengatakan, sekarang program BTS ini sudah dijalankan di beberapa kota dan mendapatkan tanggapan antusias di Medan, Palembang, Solo, Yogyakarta, dan Denpasar.
Menurutnya, program ini sudah melayani lebih dari 1,5 juta perjalanan masyarakat. Meskipun memang sejak 2 Desember 2020 masih dibatasi kapasitasnya hingga 50 persen.
Saat ini pun pergerakan masyarakat di Jabodetabek telah mencapai 88 juta per hari sehingga perlu dilakukan upaya pergeseran dari kendaraan pribadi ke angkutan massal.
"Kita melihat Bogor akan menjadi percobaan berikutnya. Saya harapkan walikota memang sudah meminta lama Insyaallah kita bisa jalankan. Didukung juga oleh pengamat berikan catatan karena tidak mudah dan pemetaan ini memang harus detil," kata Budi.
Selain Bogor, ke depan, pengembangan transportasi massal berbasis BTS rencananya bakal diterapkan juga di kota lain di Jabodetabek.