Tidak hanya melawan AMD, Grebe juga mengatakan akan memasang strategi khusus untuk mengamankan pasar pengolah grafis dari Nvidia, khususnya dalam penggunaan teknologi AI.
"Strategi kami dalam AI sangat mudah. Kami akan mulai dengan prosesor Xeon yang menjadi inti lini produk kami," ungkapnya, dikutip KompasTekno dari WCCF Tech, Senin (9/9/2019).
Tahun depan, Intel bersiap memperkenalkan pengolah grafis barunya, yakni Intel Xe. Lebih lanjut, Grebe mengatakan perusahaanya akan membangun ASIC khusus untuk pelatihan dan inferensi AI agar dapat bersaing langsung dengan NVIDIA.
"Kami akhirnya mamasuki bisnis GPU pada 1,5 tahun hingga dua tahun dari sekarang. Dan kami akan memiliki portofolio produk lengkap yang dapat memberikan layanan apa pun yang dibutuhkan teknologi AI," jelas Grebe.
Ia mengklaim, dari perspektif beban kerja, Intel lebih percaya diri soal AI. Grebe menyebut, 70 persen beban kerja di dalam perusahaannya selama beberapa tahun ke depan akan memiliki beberapa jenis AI.
Mulai dari pusat data hingga lini produk dari Movidius, perusahaan perakit chip prosesor berdaya rendah yang diakuisisi Intel pada 2016 lalu.
AI dan inferensi AI diprediksi akan tumbuh pesat dalam beberapa tahun ke depan. Tak heran, tiga pabrikan prosesor, Intel, AMD, dan Nvidia, berlomba-lomba memasang strategi yang fokus pada AI. Apabila ketiganya sama-sama serius, perang harga untuk konsumen bisa jadi tak terelakkan.